Ayotau, Palu- Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Sulteng, menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Perpustakaan Masjid atau Lembaga Islam, di salah satu Hotel di Palu, baru-baru ini.
Mewakili Kakanwil Kemenag Sulteng, Kabid Bimas Islam, H. Junaidin mengungkapkan, Bimtek tersebut baru pertamakalinya dilaksanakan di provinsi Sulteng, dengan diadakanya kegiatan tersebut diharap sejumlah masjid di Sulteng mendapatkan bantuan dari pusat.
“Saya berkeyakinan Sulteng mendapatkan bantuan perpustakaan tahun 2023. Kalau jatahnya sebelumnya hanya dua masjid yang dapat bantuan perpustakaan, kita berharap tahun ini bisa lebih dari dua masjid perpustakaan yang dapat dibantu,” jelasnya.
Kata Junaidin, sesuai informasi dari pusat ternyata masih ada beberapa provinsi, memang belum menginput permohonan di Elektronik Literasi Pustaka Keagamaan Islam (ELIPSKI). Maka bisa saja jatah provinsi lain itu, masuk di Sulteng.
“Masjid itu bukan saja sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan ibadah, tetapi masjid itu juga bisa bersifat multifungsi bahkan bisa masjid itu bisa menjadi sarana pengembangan ilmu pengetahuan atau sarana pendidikan,” ujarnya.
Junaidin mengatakan, jika melihat di zaman nabi Muhammad Saw, bahwa masjid itu sifatnya multifungsi. Nabi tidak saja mengunakan masjid itu dengan kegiatan-kegiatan ibadah seperti salat, tetapi juga digunakan bersifat muamalah, atau sosial bermasyarakatan.
“Jadi banyak penyelesaian-penyelesaian masalah itu muamalah itu di masjid, dan itu terjadi di masa Nabi Muhammad Saw,” ungkapnya.
Kata Junaidin, perpustakaan masjid adalah bagian dari manajemen pengelolaan masjid secara keseluruhan. Meskipun memang perpustakaan ada pengurusnya, dan itu menjadi syarat untuk mendapat bantuan, selain itu masjid tersebut sudah terdaftar di ID Simas.
Junaidin memberikan apresiasi terhadap kegiatan tersebut karena bisa dilaksanakan di daerah Sulteng. Saat ini lumayan banyak masjid yang sudah memasukan permohonan di ELIPSKI.
“Kita berharap Sulteng mendapatkan perhatian khusus dari pusat, saya kira juga pemerintah pusat maupun daerah, terus memberikan perhatian yang lebih terhadap rumah-rumah ibadah termasuk masjid,” katanya.
Sementara itu, Analis Kebijakan Urais dan Binsar pada Bidang Bimas Islam Kanwil Kemenag Sulteng, Taufik Abdul Aziz mengatakan, ternyata masjid itu bukan hanya tempat melaksanakan aktivitas ibadah sehari-hari, tetapi terlepas dari itu masjid juga menjadi pusat pengetahuan pengkajian Islam.
“Jadi makanya perpustakaan itu menjadi salah satu sumber, untuk mengali literasi-literasi keagamaan yang bernuansa Islam, yang insya allah jauh dari yang namanya nilai-nilai radikalisme, sehingga upaya itulah yang dilakukan teman-teman di Kemenag RI mengkucurkan sebuah kegiatan, yang sesungguhnya sangat bermanfaat bagi pengurus masjid yang di daerah masing-masing,” katanya. (*/AM)
Komentar