Ayotau, Palu – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Tengah baru saja menuntaskan pemilihan ulang pimpinan Alat Kelengkapan DPRD (AKD). Meskipun tidak ada perubahan distruktur pimpinan AKD, tetapi perjalanannya penuh dengan intrik dan lobi-lobi politik, utamanya pada pimpinan tingkat komisi.
Empat partai pemenang pemilu dengan perolehan suara terbanyak pada Pemilu 2019 lalu, yakni Nasdem, Golkar, Gerindra dan PDIP pada awal pembentukan AKD, keempatnya menjadi pucuk pimpinan dibeberapa AKD.
Nasdem misalnya menjadi ketua di komisi 3 dan Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda), Golkar mendapatkan posisi ketua komisi 2, Gerindra memilih komisi 4 untuk menempatkan kadernya sebagai ketua, sementara PDIP ketua di komisi 1. Hanya PKS yang bukan partai empat besar berhasil mengamankan posisi ketua Badan Kehormatan (BK).
2,5 tahun berikutnya, tepatnya pada 7 April 2022 kocok ulang pimpinan AKD dilakukan. Komisi 1, 2 dan 4 relatif minim riak-riak politiknya, lobi-lobi juga cenderung biasa-biasa saja. Sri Indraningsih Lalusu (PDIP) sedari awal posisinya sangat kuat untuk memimpin kembali komisi 1, begitupula dengan Yus Mangun (Golkar) juga tidak tergoyahkan sebagai ketua komisi 2, begitupula dengan Komisi 4, seluruh anggotanya sedari awal tetap menginginkan Alimuddin Paada (Gerindra) sebagai ketua.
Berbeda dengan komisi 3, Sonny Tandra (Nasdem) yang menjabat ketua komisi 3, awalnya diprediksi akan bertukar posisi dengan kader Nasdem lainnya sebagai ketua. Informasi yang dihimpun media ini menyebutkan fraksi Nasdem sendiri yang ingin memberikan kesempatan kepada kader lainnya duduk di pucuk komisi 3.
Dua nama beredar kuat menggantikan Sonny Tandra, yakni Yahdi Basma dan Irianto Malingong. Awalnya Nasdem mengusulkan Yahdi Basma di posisi tersebut, namun gerekan penolakan dari anggota komisi 3 nampanya cukup kuat menolak Yahdi Basma. Begitupun dengan Irianto Malingong, anggota komisi 3 juga tidak memberikan kesempatan.
Dari empat komisi yang ada, komisi 3 menjadi yang paling akhir menentukan sikapnya terhadap calon ketua. Akhirnya lobi-lobi politik dilanjutkan hingga malam hari, dimulai dari buka puasa bersama, rapat pimpinan DPRD dan fraksi-fraksi.
Dari serangkaian lobi-lobi politik itu, fraksi Nasdem dan komisi 3 akhirnya menyepakati, komisi 3 tetap dipimpin oleh Sonny Tandra.
Menurut Wakil Ketua DPRD Sulawesi Tengah, Muharram Nurdin, pemilihan pimpinan AKD khususnya komis-komisi, dipilih oleh anggota komisi tersebut. Meskipun fraksi-fraksi mengusulkan nama, keputusan akhirnya tetap berada di anggota komisi.
Rapat paripurna penetapan pimpinan AKD dilanjutkan pada esok harinya, Jumat 8 April 2022, dipimpin Ketua DPRD Sulawesi Tengah, Dr Nilam Sari Lawira.
Dalam paripurna itu, Sekretaris DPRD Sulawesi Tengah Siti Rahmi Amir Singi, membacakan nama-nama yang menjadi pimpinan AKD. Komisi 1, Sri Indraningsih Lalusu (PDIP/Ketua), Hj Wiwik Jumatul Rofi’ah (PKS/wakil ketua), Ronald Gulla (PAN/sekretaris). Komisi 2, Yus Mangun (Golkar/ketua), Moh Nur Dg Rahmatu (Demokrat/Wakil Ketua), Irianto Malingong (Nasdem/Sekretaris). Komisi 3, Sonny Tandra (Nasdem/ketua), Zainal Abidin Ishak (Golkar/wakil ketua), Abdul Karim Aljufri (Gerindra/sekretaris. Komisi 4, Dr Alimuddin Paada (Gerindra/ketua), Ramawati M Nur (PKB/wakil ketua), Dr I Nyoman Slamet (PDIP/sekretaris).
Untuk AKD Bapemperda Hasan Patongai (Nasdem) masing mengamankan posisi ketua, begitupula dengan HB Toripalu (PDIP) tetap di posisi wakil ketua.
Yang terjadi pergeseran adalah Badan Kehormatan. Pada periode 2,5 tahun sebelumnya Ketua BK dijabat HM Tahir Hi Siri (PKS). Untuk setengah periode berikutnya anggota BK akan dipimpinan oleh Nasser Djibran (Golkar) sebagai ketua, sedangkan wakil ketua adalah Ismail Junus (Hanura).(win)