Ayotau,Palu- Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah akan melaksanakan sejumlah kegiatan dalam memperingati empat tahun bencana alam gempa bumi, tsunami dan liquifaksi yang terjadi September 2018.
Salah satu kegiatan yang dilaksanakan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusaka) Provinsi Sulawesi Tengah yaitu pameran arsip kebencanaan. Kepala Dispusaka I Nyoman Sriadijaya telah memimpin rapat koordinasi kantornya pada Senin 29 Agustus 2022.
Pameran Arsip Kebencanaan dirangkaian Hari Peringatan Bulan Gemar Membaca dan Hari Kunjung Perpustakaan Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2022. Kegiatan bertajuk “Mari Selamatkan Arsip Kebencanaan Sebagai Memori Kolektif Bangsa”.
“Ini bertujuan guna memperingati empat tahun bencana alam gempa bumi, tsunami dan liquifaksi serta sebagai ajang sosialisasi penyelamatan arsip kebencanaan yang ada pada masyarakat atau lembaga baik berupa naskah, dokumentasi foto, peta, konstruksi serta perbaikan wilayah dimasa pemulihan,” terang Kepala Dispusaka.
Adapun rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu fun bike jelajah informasi liquifaksi dengan kegiatan bakti sosial, sosialisasi kebencanaan, wawasan kebangsaan terkait bahaya narkoba, promosi pariwisata serta dzikir dan doa bersama lintas agama.
Nyoman Sriadijaya mengatakan terbitnya Instruksi Presiden RI Nomor 10 Tahun 2018 tentang percepatan rehabilitasi rekonstruksi bencana alam gempa bumi, tsunami dan liquifaksi merupakan dasar bagi pemerintah daerah untuk menghimpun semua arsip kebencanaan.
Disebut, puncak kegiatan nantinya pada 28 September tepat 4 tahun bencana alam dirangkai peringatan bulan gemar membaca dan hari kunjung perpustakaan. Akan dilakukan penandatanganan MoU antara pemerintah pusat beserta kabupaten se-Sulawesi Tengah serta pemberian penghargaan bagi para pemenang yang diawali dengan fun bike jelajah informasi liquifaksi.
Sriadijaya mengharapkan dengan adanya kegiatan tersebut dapat menggugah semangat kebersamaan gotong royong dan kepedulian masyarakat yang terdampak bencana serta menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan tanggap terhadap bencana.
“Melalui festival ini diharapkan betapa pentingnya arsip yang kedepan bisa diusulkan sebagai memori kolektif bangsa,” tandas Sriadijaya. (JT)