AYOTAU, MOROWALI– PT Vale Indonesia terus memperkuat komitmen terhadap perlindungan lingkungan di wilayah operasionalnya, khususnya di kawasan tambang IGP Morowali. Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah dengan melakukan pemantauan lingkungan secara rutin dan terbuka untuk audit pihak ketiga.
“Pemantauan kami lakukan dengan frekuensi harian hingga bulanan, tergantung aspek risikonya. Untuk kualitas air sungai, udara, dan getaran kami bekerja sama dengan laboratorium independen seperti Sucofindo serta kontraktor lokal,” ujar Wafir, Head of Bahodopi Project, baru-baru ini.
Dalam upaya reklamasi pascatambang, PT Vale menargetkan operasional nursery atau pembibitan mulai aktif pada Juli 2025. Fasilitas ini akan menghasilkan bibit untuk tiga jenis ekosistem: terestrial, rawa, dan mangrove.
“Kami tidak hanya menanam, tapi juga mendorong partisipasi masyarakat lokal untuk ikut meneliti, mengelola, dan mengonservasi tanaman lokal. Program ini juga berbasis circular economy dengan media tanam dari hasil olahan sampah TPS 3R,” jelasnya.
Sejak 2022, PT Vale telah menanam 3.000 pohon mangrove seluas 0,2 hektare dengan keterlibatan komunitas pesisir dan pemantauan terhadap tingkat kelulushidupan tanaman. (del)