AYOTAU, JAKARTA— Upaya mewujudkan sungai yang bersih, berdaya, dan lestari kembali mendapat dukungan nyata dari berbagai pihak. Jumat (31/10/2025), PT Vale Indonesia Tbk bersama Kementerian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan BUMN Holding Industri Pertambangan Mining Industry Indonesia (MIND ID) menanam ratusan pohon di kawasan Waduk Dukuh I, Jakarta Timur, dalam rangka Festival Sungai Cipinang 2025.
Kegiatan ini menjadi bagian dari Gerakan Bersih Sungai Cipinang, proyek percontohan pengelolaan sungai berbasis masyarakat yang diharapkan menjadi model nasional. Lebih dari 500 peserta dari berbagai kalangan mulai dari pejabat pemerintah, pelaku industri, komunitas peduli sungai, hingga warga sekitar turut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono memimpin langsung kegiatan tersebut. Ia menegaskan bahwa menjaga sungai bukan hanya soal kebersihan, tetapi juga tentang keberlanjutan kehidupan.
“Daerah ini akan dikembangkan menjadi kawasan wisata air yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar — ide baik yang muncul dari Pak Roy. Saya mengapresiasi komunitas dan seluruh warga yang telah berperan menjaga sungai ini. Sedimentasi akan diangkat sehingga aliran air lebih lancar dan bisa dimanfaatkan untuk wisata seperti kano. Tapi yang terpenting, jangan sampai penumpukan sampah terjadi lagi,” ujarnya.
Diaz juga menekankan pentingnya penanaman pohon sebagai langkah nyata memperbanyak ruang terbuka hijau di ibu kota.
“Menjaga sungai berarti menjaga sumber kehidupan. Terima kasih kepada MIND ID, Vale, dan seluruh pihak yang berkontribusi dalam kegiatan ini,” tambahnya.
Sinergi untuk Pemulihan Sungai dan Kesadaran Lingkungan
Sungai Cipinang yang membentang sepanjang 30,4 kilometer dari Depok hingga Jakarta Timur kini menghadapi tantangan berat: beban sampah mencapai 302 ton per bulan dan tergolong dalam kategori “cemar berat”. Melalui Festival Sungai Cipinang 2025, pemerintah bersama mitra industri berupaya mengubah kondisi tersebut melalui kolaborasi dan edukasi masyarakat.
Deputi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLH, Dr. Rasio “Roy” Ridho Sani, menyebut kegiatan ini sebagai momentum penting membangun sinergi lintas sektor.
“Gerakan ini menjadi contoh nyata bahwa pemerintah, masyarakat, dan pelaku industri bisa bersatu untuk perubahan lingkungan yang berdampak,” ujarnya.
Sementara itu, Corporate Secretary MIND ID Pria Utama menegaskan bahwa dukungan terhadap konservasi Sungai Cipinang merupakan perwujudan komitmen MIND ID terhadap keberlanjutan.
“Bagi kami, sungai bukan sekadar aliran air, tetapi sumber kehidupan dan energi yang menopang aktivitas masyarakat dan industri. Grup MIND ID akan terus mendukung upaya pemulihan dan konservasi ekosistem sungai sebagai bagian dari tanggung jawab menjaga keseimbangan alam,” tuturnya.
Presiden Direktur & CEO PT Vale Indonesia Tbk, Bernardus Irmanto, menambahkan bahwa partisipasi Vale mencerminkan filosofi perusahaan dalam menjaga sumber daya air.
“Air adalah fondasi dari keberlanjutan. Apa yang kami lakukan di Sungai Cipinang hari ini mencerminkan filosofi kami bahwa setiap tetes air harus dijaga dan dikembalikan lebih bersih,” ujarnya.
“Sebagai bagian dari Grup MIND ID, tanggung jawab menjaga lingkungan tidak berhenti di wilayah operasi kami, tapi juga harus meluas ke ruang publik dan perkotaan, di mana dampak nyata dapat dirasakan masyarakat,”tambahnya.
Dorong Kolaborasi dan Aksi Nyata
Selain penanaman pohon, kegiatan Festival Sungai Cipinang 2025 juga meliputi pengerukan sedimen, pelepasan ikan di Waduk Dukuh I, pemberian apresiasi kepada komunitas peduli sungai, serta bazar UMKM warga Dukuh.
PT Vale bersama MIND ID dan KLH berharap kegiatan ini menjadi model kemitraan pemerintah–swasta–masyarakat (public private–community partnership) dalam pengelolaan sungai yang berkelanjutan dan dapat direplikasi di wilayah lain.
“Sungai yang bersih berarti kehidupan yang berkelanjutan. Kolaborasi hari ini membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari aksi sederhana — dari satu pohon yang ditanam, satu sampah yang diangkat, hingga satu komunitas yang berdaya,” tutup Bernardus Irmanto. (**)






