PT Vale Catat Kinerja Cemerlang di 3T25, Produksi Naik dan Laba Melonjak

AYOTAU— PT Vale Indonesia Tbk (IDX: INCO) menutup triwulan ketiga tahun 2025 (3T25) dengan capaian yang solid, menandai peningkatan kinerja operasional dan keuangan yang signifikan.

Selama triwulan ini, perusahaan berhasil memproduksi 19.391 metrik ton nikel dalam matte, naik 4 persen dibandingkan triwulan sebelumnya. Secara kumulatif hingga September 2025, total produksi mencapai 54.975 metrik ton, juga meningkat 4 persen dibandingkan tahun lalu.

Peningkatan ini didorong oleh perencanaan pemeliharaan yang proaktif, sehingga proses produksi berjalan lebih efisien di paruh kedua tahun ini. Tambang baru di Bahodopi juga mulai menunjukkan hasil positif dengan pengiriman perdana bijih nikel saprolit lebih cepat dari jadwal, yakni pada Juli 2025.

Selama sembilan bulan pertama tahun ini, penjualan bijih nikel saprolit mencapai 896.263 metrik ton basah, menegaskan ketangkasan operasional PT Vale dalam merespons permintaan pasar.

“Kami senang dengan kemajuan konsisten yang dicapai pada triwulan ini,” ujar Bernardus Irmanto, Presiden Direktur dan CEO PT Vale Indonesia.

“Kinerja kami mencerminkan dedikasi tim dan ketangguhan operasi dalam menghadapi dinamika pasar. Kami tetap fokus pada keunggulan operasional, keselamatan, dan kontribusi berkelanjutan bagi pertumbuhan Indonesia,” tambahnya.

Dari sisi keuangan, pendapatan PT Vale mencapai AS$278,6 juta, meningkat 27 persen dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara EBITDA melonjak menjadi AS$74,6 juta, dari AS$40 juta pada triwulan kedua. Laba bersih juga naik tajam menjadi AS$27,2 juta, dari AS$3,5 juta sebelumnya.

“Peningkatan profitabilitas ini didorong oleh produksi yang lebih tinggi dan pengendalian biaya yang disiplin,” jelas Rizky Putra, Direktur dan CFO PT Vale.

Selain mencatat pertumbuhan pendapatan, PT Vale juga berhasil menurunkan biaya kas per unit nikel matte menjadi AS$9.304 per ton, menandakan efisiensi operasional yang semakin baik.

Per 30 September 2025, kas dan setara kas Perseroan mencapai AS$496,3 juta, dengan belanja modal sebesar AS$331,4 juta, terutama untuk percepatan proyek Bahodopi dan Pomalaa.

Dengan performa ini, PT Vale memperkuat posisinya sebagai salah satu perusahaan tambang nikel paling efisien dan berkelanjutan di Indonesia. (**)