AYOTAU, KOLAKA– Babak baru industri nikel Indonesia resmi dimulai. PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale), anggota MIND ID (Mining Industry Indonesia), menggelar First Digging Ceremony di Blok Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, sebagai tanda dimulainya kegiatan penambangan dalam Indonesia Growth Project (IGP) Pomalaa.
Momentum bersejarah ini dihadiri oleh Bupati Kolaka, jajaran Forkopimda Kabupaten Kolaka, serta jajaran manajemen PT Vale dan mitra strategis PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Seremoni tersebut menjadi simbol kuat sinergi antara pemerintah daerah, dunia usaha, dan masyarakat dalam mendorong pembangunan industri nikel yang berdaya saing dan berkelanjutan.
Dalam sambutannya, President Director PT Vale Indonesia, Bernardus Irmanto, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremoni simbolis, tetapi manifestasi nyata dari komitmen perusahaan dalam memastikan proyek strategis nasional tersebut berjalan sesuai rencana menuju tahap operasional pada tahun 2026.
“Ada kalimat yang sering saya dengar, bukan hanya di sini tetapi juga di Morowali, yaitu: kami ini hanya penjaga kebunnya PT Vale. Alhamdulillah, hari ini ‘kebun’ itu sudah mulai terlihat bentuknya. Bukan lagi kebun, melainkan sudah ada kegiatan pertambangan. Semoga dalam waktu dekat hadir pula pabrik High Pressure Acid Leach (HPAL) yang dibangun bersama PT Vale dan Huayou,” ujar Bernardus.
Bernardus menilai proyek di Pomalaa memiliki keistimewaan tersendiri karena menjadi simbol kolaborasi tiga kekuatan dunia dalam mengelola sumber daya nikel secara bertanggung jawab.
“Kalau di dunia ada United Nations (PBB), maka di Pomalaa saya menyebutnya United of Nickels — karena ada perusahaan dari Indonesia yaitu PT Vale Indonesia, dari Tiongkok yaitu Huayou, dan dari Amerika Serikat yaitu Ford Motor Company. Tiga perusahaan ini bersatu mengelola nikel secara berkelanjutan, dari Pomalaa untuk dunia,” tegasnya.
Lebih lanjut, Bernardus menekankan bahwa seluruh aktivitas PT Vale berlandaskan nilai-nilai CARES (Compassion, Accountability, Resilience, Excellence, Sustainability). Proses konstruksi dan operasi di Pomalaa akan dijalankan dengan mengutamakan keselamatan kerja dan perlindungan lingkungan sebagai prinsip utama.
“Proyek ini bukan hanya tentang bagaimana kita menambang sumber daya, tetapi juga bagaimana menjamin keberlanjutannya. Kami berterima kasih kepada PAMA yang telah bersedia menjadi mitra dalam menghadirkan pertambangan yang selaras dengan alam dan masyarakat,” tambah Bernardus.
Sementara itu, Operation and HSE Director PT Pamapersada Nusantara, Roberto Dwi Handoko, menegaskan bahwa pihaknya akan berjalan seirama dengan standar keberlanjutan PT Vale.
“Kami bangga menjadi bagian dari proyek besar ini. Kami berkomitmen menghadirkan pertambangan yang bersih, aman, dan bertanggung jawab, sekaligus mendukung agenda hilirisasi nikel nasional,” kata Roberto.
Proyek IGP Pomalaa akan membawa dampak ekonomi positif yang signifikan bagi masyarakat Kolaka dan sekitarnya — mulai dari penciptaan lapangan kerja baru, peningkatan kapasitas kontraktor dan UMKM lokal, hingga pengembangan program pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan, lingkungan, dan ekonomi berkelanjutan.
Huayou juga telah berkomitmen menyelesaikan pembangunan pabrik HPAL yang ditargetkan beroperasi pada kuartal keempat tahun 2026, menandai langkah nyata Indonesia menuju hilirisasi nikel yang modern dan ramah lingkungan.
Dengan semangat kolaborasi dan tanggung jawab, PT Vale Indonesia bersama mitra globalnya Huayou, Ford, dan PAMA bertekad menjadikan Pomalaa sebagai ikon transformasi industri nikel Indonesia, menuju masa depan yang lebih hijau, inklusif, dan berdaya saing global. (**)