AyoTau, Palu – Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Sulawesi Tengah, Dr Alimuddin Paada, menjadi narasumber pada kegiatan Nolibu atau Musyawarah Terkait Seni dan Budaya yang diselenggaraka Pemuda Perisai Indonesia (PPI) Sulteng.
Nolibu dengan mengangkat tema “The Power Of Identity” dilaksabakan di Aula SMK Negeri 3 Palu, Sabtu 14 Januari 2022.
Nolibu sendiri dihadiri lintas komunitas diantaranya Komunitas Pemerhati Budaya dan Sejarah Sulteng, Komunitas Seni Tradisional Sulteng, dan beberapa lembaga atau organisasi lokal maupun nasional yang juga ikut hadir dalam kegiatan ini, dan dihadiri langsung oleh Ketua PPI Sulteng, Muhamad Nazmudin.
Pada kesempatan itu, Muhamad Nazmudin, menyampaikan bahwa Nolibu itu sendiri berasal dari bahasa kaili, asal kata ‘Libu’ yang artinya musyawarah, secara garis besar nolibu merupakan kegiatan musyawarah atau diskusi yang dilakukan oleh para pendahulu masyarakat etnis suku kaili ketika ingin memutuskan suatu persoalan/perkara untuk mencari solusi yang tepat.
Selain itu, Muhamad Nazmudin juga menyampaikan bahwa latar belakang diangkatnya topik nolibu ini yakni untuk menimbulkan kembali rasa cinta para generasi bangsa akan tradisi dan budaya bangsa ini, khususnya tradisi dan budaya yang ada di Sulteng, karena berdasarkan realita yang ada bahwa dikalangan generasi penerus bangsa dan negara saat ini sudah banyak yang melupakan tradisi dan budaya yang telah diwariskan oleh para pendahulu kita.
“Seperti kita ketahui bersama, tradisi dan kebudayaan merupakan identitas yang dijadikan pondasi bernegara. Tapi faktanya hari ini banyak generasi lupa bahkan bisa dikatakan kehilangan identitas, itu dikarenakan tergerus oleh budaya luar atau budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada Sulteng,” ujarnya.
Atas dinamika budaya tersebut, Alimuddin Paada, menyampiakan berbicara soal tradisi dan budaya jangan hanya diacara seremonial saja, akan tetap itu harus diterapkan disetiap aktivitas keseharian kita.
“Begitupun dengan kesenian tradisional, jangan hanya diadakan difestival kebudayaan, tetapi mesti dikembangkan dan diperkenalkan kegenerasi selanjut agar terjaga,” tutur legislator dari partai Gerindra ini.
Lanjutnya, dengan menjaga tradisi dan kebudayaan termasuk juga kesenian tradisional, sama dengan menjaga warisan dan keutuhan bangsa dan negara.
Dia mencontohkan, seperti Provinsi Bali, dimana pemerintah daerahnya sudah membuat aturan atau kebijakan yang mewajibkan bagi setiap warganya harus memakai pakaian adat pada hari tertentu di dalam satu pekannya
“Inilah yang harus kita contohkan atau terapkan di daerah kita sulteng,” tandasnya.
Menjaga itu semua bukan hanya tugas pemerintah saja, tetapi ini merupakan tugas kita semua yang ada dalam negara kesatuan republik Indonesia dan saling bersinergi satu sama lain.(*)
Komentar