Ayotau, Palu- Subbagian Ortala dan KUB Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulteng, menggelar Orientasi Pelopor Penguatan Moderasi Beragama, di salah satu Hotel di Palu, pada 15 Maret hingga 17 Maret 2024, yang dihadiri oleh 45 peserta dari berbagai kalangan agama dan pemuda lintas agama di Sulteng.
Plh Kakanwil Kemenag Sulteng, Makmur Muhammad Arief mengatakan, moderasi beragama, sebagai konsep yang memegang peranan kunci dalam harmoni sosial di Indonesia, menjadi sorotan utama dalam kegiatan ini. Olehnya itu, ia menggarisbawahi, pentingnya moderasi beragama dalam menciptakan generasi emas di masa depan.
“Tanpa moderasi beragama, mencapai generasi emas akan sulit terwujud. Moderasi beragama bukanlah tentang memoderasi keyakinan, namun lebih pada memoderasi cara pandang, sikap, dan praktik keagamaan kita untuk mencapai jalan tengah,” ujarnya.
Menurut Arief, pemerintah telah menjadikan moderasi beragama sebagai salah satu program nasional, dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN). Tujuannya adalah, untuk memastikan terciptanya generasi yang toleran, anti kekerasan, dan komitmen pada kebangsaan, serta menerima dan menghargai tradisi.
“Salah satu aspek penting yang dibahas dalam acara ini adalah penguatan penyiaran agama di berbagai media, seperti melalui siaran RRI dan TVRI, yang memberikan ruang bagi semua agama untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan mereka,” jelas Arief, yang juga sebagai Kabag TU Kanwil Kemenag Sulteng.
Ketua Panitia, Rusli Anggo, menyoroti pentingnya sinkronisasi antara tokoh agama dan pemuda lintas agama, dalam membangun komunikasi yang berkelanjutan dengan pemerintah.
“Upaya ini diharapkan, dapat membentuk hubungan yang lebih toleran dan rukun antar umat beragama,” ujarnya.
Kata Arief, dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, terutama tokoh dan lembaga keagamaan, Sulawesi Tengah diharapkan dapat menjadi wilayah yang aman, damai, dan religius.
“Orientasi ini menjadi langkah awal yang penting dalam mewujudkan visi tersebut, dengan memperkuat moderasi beragama sebagai pondasi utama dalam membangun masyarakat yang harmonis,” pungkasnya. (*/del)
Komentar