Mahasiswa KKN Untad Didorong Manfaatkan Perpustakaan Desa

Ayotau, Palu- Kepala Bidang Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusaka) Provinsi Sulteng, Dr. Hatija Yahya mengatakan, LPPM Untad Palu dan Dispusaka Sulteng akan bekerjasama dalam mendorong anak KKN agar memanfaatkan perpustakaan di sejumlah desa-desa.

“Artinya perpustakaan desa bisa dibuat menarik oleh para mahasiswa KKN, agar masyarakat bisa datang ke perpustakaan tersebut. Mungkin ada inovasi atau kreativitas yang dibuat oleh mahasiswa KKN, atau dibuat semacam pojok baca di desa yang mereka tempati KKN,” jelas Hatija, di ruang kerjanya, Jumat, 11 Agustus 2023.

Menurut Hatija, program tersebut sangat diapresiasi oleh kepala LPPM Untad Palu, maka pihaknya berharap jika perlu ini program pengelolaan perpustakaan secara inovatif dan kreatif ino wajib bagi mahasiswa KKN, agar ada kenang-kenangan mereka selama KKN di desa itu.

“Saya kira bukan hanya perpustakaan yang kita harapkan, bagaimana perpustakaan yang ada di desa itu terintegrasi dengan ruang-ruang baca lainya, seperti ada Paud, Perpustakaanya dan ruang pertemuanya juga ada disitu, sehingga sambil menunggu kegiatan lainya, bisa mereka membaca di perpustakaan tersebut,” ujarnya.

Dengan membaca buku, kata Hatija, tentunya masyarakat itu akan bertambah pengetahuanya, kemudian kesejahteraanya akan meningkat.

“Jadi insya allah yang namanya perpustakaan yang mencerdaskan, bisa juga sekaligus mensejahterakan. Kita juga akan berkolaborasi dengan PKBM mana tau masih ada masyarakat yang buta huruf, begitu juga dengan Taman Baca Masyarakat (TBM) dan lembaga lainya, kita akan hidupkan semuanya. Jadi bagaimana di tempat-tempat yang dikunjungi masyarakat ada semacam pojok baca,” jelasnya.

Menurut Hatija, semua nantinya akan disasar, sebab saat ini Dipusaka Sulteng sedang gencar mewujudkan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TP-BIS).

“Kami harap semua pihak bersama-sama dapat mendorong program tersebut, sebab perpustakaan itu bukan lagi eksklusif, melainkan sudah berbasis inklusi sosial, perpustakaan bukan hanya tempat membaca, tetapi dari perpustakaan bisa menghasilkan ilmu untuk berwirausaha lewat buku-buku yang ada di perpustakaan,” pungkasnya. (*/AM)

Komentar