AyoTau, Donggala — Permasalahan permukiman dan ketersediaan rumah layak huni masih menjadi tantangan serius di Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala. Hingga kini, masih ditemukan kondisi di mana satu rumah dihuni oleh hingga tiga kepala keluarga (KK). Fenomena ini kerap disebut sebagai “KK gendong” atau rumah dengan banyak keluarga yang menumpang tinggal.
Camat Sindue, Tikuala, menuturkan bahwa kondisi tersebut tidak hanya menimbulkan persoalan kepadatan hunian, tetapi juga berdampak pada kualitas hidup masyarakat. “Satu rumah bisa ditempati oleh tiga keluarga. Akibatnya, ruang yang sempit tidak lagi memadai untuk aktivitas sehari-hari, apalagi untuk mendukung tumbuh kembang anak-anak,” ujarnya pada Selasa (30/09/25).
Menurut Tikuala, keberadaan “KK gendong” mencerminkan keterbatasan akses masyarakat terhadap rumah layak huni. Faktor ekonomi menjadi penyebab utama, di mana sebagian besar warga tidak memiliki kemampuan finansial untuk membangun atau membeli rumah sendiri.
Ia menegaskan, diperlukan perhatian serius dari pemerintah daerah, baik melalui program bantuan rumah layak huni maupun skema pembangunan perumahan rakyat. “Kalau persoalan ini tidak ditangani, ke depan akan menimbulkan masalah sosial baru. Kita ingin setiap keluarga bisa menempati rumah sendiri, yang sehat, aman, dan layak huni,” tambahnya.
Lebih lanjut, Tikuala menekankan bahwa program perumahan tidak hanya soal menyediakan bangunan, tetapi juga menciptakan lingkungan permukiman yang sehat. Akses jalan, sanitasi, dan ketersediaan air bersih juga harus menjadi bagian dari perencanaan pembangunan.
“Kita berharap ada sinergi antara pemerintah daerah, provinsi, hingga pusat untuk memperhatikan masalah ini. Warga Sindue butuh dukungan agar bisa hidup lebih layak,” tutup Camat Sindue itu.