Ayotau, Palu- Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) melalui Unit Pelayan Teknis Daerah (UPTD) Perbibitan Ternak Sidera memacu peningkatan populasi hewan ternak dengan Inseminasi Buatan (IB). Ini sekaligus aksi perubahan dalam pelatihan PIM III Angkatan VI.
“Kami terus melakukan aksi perubahan dengan mengenalkan dan sekaligus mengajarkan sistem semen beku kepada kelompok ternak yang berasal dari Kabupaten Sigi dan Donggala. Itu karena sampel kita ambil dari Kabupaten Sigi dan Donggala,” ujar Kepala UPTD Perbibitan Disbunak Provinsi Sulteng, Nur Hasan A. Modjo di Palu, Minggu 24 April 2022.
Hasan mengatakan beberapa tujuan dari sistem IB pada ternak yaitu: Pertama, memperbaiki mutu genetic ternak. Kedua, tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa ke tempat yang dibutuhkan, sehingga bisa mengurani biaya.
Tiga, mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas dalam jangka waktu yang lebih lama. Empat, meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur. Terakhir, mencegah penularan atau penyebaran penyakit kelamin hewan ternak.
“Kemudian, keuntungan dari IB yakni menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan, bisa mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik, mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina. Bahkan, peralatan dan teknologi yang baik spermatozoga dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama,” ujarnya.
Hasan mengaku pengetahuan transfer embrio ini sukses dilakukan Sulteng berkat bimbingan dari Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang. Saat ini hewan ternak lokal Sulteng khususnya Sapi Donggala yang populiasinya tertingginya di Kabupaten Donggala dan Lembah Palu sudah diakui secara nasional. Bahkan populasinya terbanyak kedua setelah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
“Ternak sapi yang dibibitkan berasal dari luar daerah. Menggunakan alat Gan IB atau alat semprot sperma beku, petugas pengawas mutu bibit ternak mengambil bibit ternak yang nantinya akan diseprotkan ke Sapi Donggala betina yang akan menjadi wadah penyemprotan bibit setelah melalui beberapa proses yang cukup panjang di laboratorium IB,” terangnya.
Keunggulan teknologi ini menurut Hasan, jumlah spermanya lebih banyak walau cuman satu kali dipastikan sukses. Selain lebih cepat, teknologi semen beku kualitasnya jauh lebih bagus.
“Tentunya dalam upaya pembibitan hewan ternak, baik pembibitan maupun pengiriman hewan ternak untuk penyembelihan, kita bisa mendorong peningkatan kebutuhan stok pangan dari daging sapi,” jelasnya. (JT)